TUGAS
MATA KULIAH
SISTEM
EKONOMI INDONESIA
DINAMIKA SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA
Dosen : Nur Dewi Setyowati, M.Si
Disusun
oleh :
BETSYBA
MARISTIA E.S 1632010013
RATNAWATI 1632010014
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
ILMU
KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MERDEKA MADIUN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sejarah Perekonomian Indonesia merupakan
salah satu catatan penting untuk melihat pergerakan kondisi ekonomi
Indonesia dari masa ke masa. Sistem ekonomi Indonesia telah beberapa kali
mengalami perubahan sesuai dengan kondisi negara ini. Untuk melihat pergerakan
ekonomi di Indonesia, diperlukan pendekatan secara historis agar sejalan dengan rekam
jejak perjalanan Indonesia. Perubahan sistem ekonomi di negara ini
dikenal dengan sejarah perekonomian di Indonesia yang mengalami tiga masa
perubahan, yaitu sistem ekonomi orde lama, sistem ekonomi orde baru serta
sistem ekonomi referensi.
Dinamika Sejarah Perekonomian Indonesia,
meliputi Masa Pra-Penjajahan, yaitu Perekonomian pada masa kerajaan di Indonesia.
Masa Penjajahan (Perekonomian pada masa penjajahan Portugis, Jepang, dan
Belanda). Masa Orde Lama (Kemerdekaan, Demokrasi Liberal, Demokrasi Terpimpin).
Masa Orde Baru dan Masa Reformasi (Dimulai dari Pemerintahan Presiden BJ.
Habibie).
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Dinamika Sejarah Perekonomian Indonesia ?
2.
Bagaimanakah
Dinamika Sejarah Perkembangan Indonesia ?
C. Tujuan
Penulisan
1) Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
Dinamika Sejarah Perekonomian Indonesia
2) Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem
Ekonomi Indonesia
D. Manfaat
Penulisan
Diharapkan
makalah ini dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai Dinamika Sejarah
Perekonomian Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN
DINAMIKA SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
Dinamika Sejarah Perekonomian Indonesia
merupakan pergerakan/perkembangan/perubahan sistem ekonomi Indonesia dari masa
ke masa yang berkaitan erat dengan kondisi politik Negara Indonesia. Keterkaitan
antara sistem ekonomi dengan sistem politik sangat erat dan tidak dapat terpisahkan
satu sama lain.
Kondisi perekonomian Indonesia
mengalami berbagai dinamika seiring
perputaran waktu. Hal itu relevan diungkapkan sebagai bagian untuk mengetahui
realita perekonomian Indonesia. Perubahan Perekonomian di Indonesia mengalami
lima masa perubahan, yaitu sistem ekonomi pada masa sebelum penjajahan, sistem
ekonomi pada masa penjajahan, sistem ekonomi orde lama, sistem ekonomi orde
baru serta sistem ekonomi reformasi.
2.
DINAMIKA
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA
A. Masa Sebelum Penjajahan (Sebelum
Tahun 1600)
Dinamika
perekonomian Indonesia pada masa sebelum penjajahan dimulai dari jaman
pra-sejarah sampai dengan masuknya kolonialisme di Indonesia. Hal itu sejalan
dengan perkembangan bangsa Indonesia yang diwujudkan melalui keberadaan kerajaan-kerajaan
di Nusantara. Pada masa ini, Sistem Perekonomian di Indonesia bertumpu pada
sektor perdagangan dan pertanian.
B. Masa Penjajahan Portugis (
1509 – 1659 )
Bangsa
Portugis adalah salah satu bangsa yang menjadikan perdagangan menjadi salah
satu sumber pendapatan Negaranya. Pada masa penjajahan Portugis, kondisi
perekonomian Indonesia diwarnai oleh berbagai perlawanan dan penolakan,
lantaran rempah-rempah yang menjadi sumber pendapatan bangsa Indonesia menjadi
bagian dari eksploitasi bangsa Portugis.
C. Masa
Penjajahan Belanda ( 1602 – 1942 )
Penjajahan Belanda belangsung kurang lebih selama 350 tahun, 3,5
abad. Dibentukya Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) adalah satu kebijakan
dalam bidang ekonomi yang dilakukan Belanda. VOC menguasai perdagangan,
sehingga kewenangan dimiliknya, seperti mencetak uang, menyatakan perang dan
damai, membuat angkatan bersenjata sendiri, dan membuat perjanjian dengan
raja-raja. Pada tahun 1795 VOC dibubarkan karena dianggap gagal dalam
mengekspolarasi kekayaan Hindia Belanda (Indonesia). Kegagalan itu Nampak pada
defisitnya kas VOC, yang antara lain disebabkan oleh :
1) Peperangan terus-menerus dilakukan oleh
VOC dan memakan biaya besar.
2) Penggunaan tentara sewaan membutuhkan
biaya besar.
3) Korupsi yang dilakukan pegawai VOC sendiri
4) Pembagian deviden kepada para pemegang
saham, walaupun kas deficit.
Bubarnya
VOC muncul kebijakan baru yang disebut dengan cultuur stelstel (sistem tanam
paksa). Kebijakan ini diberlakukan mulai pada tahun 1836 yang diinisiasi oleh
Van Den Bosch.
Sistem
tanam paksa bertujuan memproduksi berbagai komoditi yang diminta dipasar dunia.
Sistem ini sangat merugikan bahkan menyiksa, tetapi bagi Belanda sangat
menguntungkan. Kemudian diganti dengan VOC (sistem tanam paksa) dahulu sIstem
landrent , sIstem ini juga ada sisi positifnya, yaitu masyarakat pribumi mulai
mengenal tata cara menanam tanaman komoditas ekspor yang pada umumnya bukan
tanaman asli Indonesia, dan masuknya ekonomi uang dipedesaan yang memicu
meningkatnya taraf hidup.
Setelah
melakukan sistem tanam paksa, kemudian menerapkan Sistem Ekonomi Pintu Terbuka
(Liberal). Kebijakan ini dilakukan kaerna desakkan kaum Humanis Belanda yang
menginginkan perubahan nasib warga bumi kearah yang lebih baik dengan memdorong
pemerintah Belanda mengubah kebijakan ekonominya. Pada jaman penjajahan
Belanda, bangsa Indonesia ibarat hanya dapat menerima sisa dari kekayaannya
sendiri. Segala sumber daya dikeruk bagi keuntungan Belanda.
D. Masa
Penjajahan Jepang (1942-1945)
Kebijakan ekonomi pada jaman penjajahan Jepang, terdiri atas :
1)
Perluasan
Areal Persawahan
2)
Pengawasan
Pertanian Dan Perkebunan.
Pada
awalnya Perluasan areal persawahan dilakukan guna meningkatkan produksi beras.
Meskipun demikian produksi pangan antara tahun 1941-1944 terus-menurun. Pada jaman
Jepang, hasil pertanian diatur sebagai berikut: 40% untuk petani, 30% harus
dijual kepada pemerintah Jepang dengan harga yang sangat murah, dan 30% harus diserahkan ke lumbung desa. Badan yang
menanganimasalah pelanggaran disebut Kempetei (Korps Polisi Militer), suatu
badan yang sangat ditakuti rakyat. Jepang mengizinkan dua jenis tanaman
perkebunan yaitu karet dan kina kedua jenis tanaman itu berhubungan langsung
dengan kepentingan perang. Sedangkau tembakau, teh, kopi harus dihentikan
penanamannya. Karena hanya berhubungan dengan kenikmatan.
E.
Masa Orde Lama (1945-1967)
Dalam masa ini, perkembangan perekonomian dibagi dalam 3 (tiga)
masa, yaitu :
1) Masa Kemerdekaan ( 1945 – 1950 )
Keadaan
ekonomi pada masa awal kemerdekaan dapat dibilang sangat tidak menggembirakan.
Hal itu terjadi karena adanya inflasi yang disebabkan oleh beredarnya lebih
dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada masa itu terjadi pula krisis
yang disebabkan ditutupnya jalur perdagangan Internasional oleh Belanda. Dalam
menghadapi krisis tersebut, pemerintah
memiliki beberapa kebijakan, yaitu :
a) Pinjaman Nasional
b) Pemenuhan Kebutuhan Rakyat
c) Melakukan Konferensi Ekonomi
d) Membuat Rencana Pembangunan
e) Nasionalisasi Bank Indonesia
Selain
kebijakan di atas, terdapat pula beberapa kebijakan lain, yaitu Gerakan Ekonomi
Benteng dan Sistem Ekonomi Ali-Baba.
2)
Masa
Demokrasi Liberal (1950-1957)
Ciri
utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini
disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak tetapi tidak ada partai yang
memiliki mayoritas mutlak dan hal ini kemudian membuat pada masa ini
perekonomian diserahkan sepenuhnya kepada pasar. Dampak dari kebijakan ini
akhirnya hanya memperburuk kondisi perekonomian Indonesia.
3) Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1967)
Demokrasi
terpimpin terjadi setelah munculnya Dekrit Presiden (5 Juli 1959), Akibat dari
system ini berdampak pada perubahan struktur ekonomi Indonesia yang akhirnya
cenderung berjalan melalui system etatisme, dimana dalam system ini Negara dan
aparatur ekonomi Negara bersifat dominan serta mematikan potensi dan kreasi
unit-unit ekonomi diluar sektor Negara. Pada masa ini, tidak terlihat kemajuan
di bidang ekonomi, justru menimbulkan dampak dengan adanya devaluasi ((penurunan
nilai uang yang tujuannya guna membendung inflasi yang tetap tinggi, mengurangi
jumlah uang yang beredar di masyarakat, serta agar dapat meningkatkan nilai
rupiah sehingga rakyat kecil tidak dirugikan).
F.
Masa Orde Baru (1967-1998)
Pada masa yang identik pada pemerintahan Presiden Soehartoini, Pemerintah
menerapkan kebijakan ekonomi yang baru melalui pendekatan demokrasi pancasila,
dan secara perlahan campur tangan pemerintah dalam perekonomian mulai masuk.
Pentingnya
aspek pemerataan disadari betul dalam masa ini sehingga muncul istilah 8
(delapan) jalur pemerataan sebagai basis kebijakan ekonominya, yaitu :
a. Kebutuhan Pokok
b. Pendidikan dan kesehatan
c. Pembagian pendapatan
d. Kesempatan kerja
e. Kesempatan berusaha
f. Partisipasi wanita dan generasi muda
g. Penyebaran pembangunan
h. Peradilan
Langkah
ini dikenal pula sebagai PELITA (Pembangunan Lima Tahun), PELITA menunjukan
hasil yang cukup baik dalam pembangunan perekonomian Indonesia, antara lain : Indonesia
berhasil swasembada beras, menurunkan angka kemiskinanm meningkatkan
partisipasi pendidikan, penurunan angka kematian bayi, dan peningkatan sector
industri, berhasil dalam mengendalikan jumpal penduduk melalui program Keluarga
Berencana (KB).Sisi negatif dari Pelita adalah kerusakan serta pencemaran
lingkungan hidup, kerusakan suber daya alam, ketimpangan pertumbuhan ekonomi
antar daerah, ketimpangan antar golongan pekerjaan, akumulasi utang luar negeri
yang semakin menumpuk serta muncul pula konglomerasi dan bisnis yang sarat
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
G. Masa
Reformasi (1998 - Sekarang)
1) Masa Presiden BJ. Habibie ( 21 Mei 1998 -
20 Oktober 1999 )
Salah satu tugas penting Presiden Habibie adalah mendapatkan
kembali komunitas Negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Untuk
menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie
melakukan langkah-langkah :
·
Melakukan
restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit
Pengelola Aset Negara
·
Melikuidasi
beberapa bank yang bermasalah
·
Menaikkan
nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp 10.000,00
·
Membentuk
lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri
·
Mengimplementasikan
reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
·
Mengesahkan
UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak
Shat
·
Mengesahkan
UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2) Masa Presiden Abdurrahman Wahid / Gus Dur
( 20 Oktober 1999 - 23 Juli 2001 )
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa
pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid memliki karakteristik sebagai berikut :
Ø Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
kondisi perekonomian Indonesia mulai mengarah pada perbaikan, di antaranya
pertumbuhan PDB yang mulai positif, laju inflasi dan tingkat suku bunga yang
rendah, sehingga kondisi moneter dalam negeri juga sudah mulai stabil.
Ø Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik
Ø Sosial dan Politik yang tidak stabil dan
semakin parah yang membuat investor asing menjadi enggan untuk menanamkan modal
di Indonesia
Ø Makin rumitnya persoalan ekonomi ditandai
lagi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung
negative dikarenakan lebih banyaknya kegiatan penjualan daripada kegiatan
pebelian dalam perdagangan saham di dalam negeri
3)
Masa
Pemerintahan Megawati Soekarnoputri ( 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004 )
Pada masa kepemimpinan Presiden Megawati, perekonomian Indonesia
mulai mengalami kemajuan walaupun masih ada beberapa kebijakannya yang memicu
banyak kontroversi tetapi Megawati sebagai presiden wanita pertama di Indonesia
menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Keberhasilannya dalam
memperbaiki sector moneter, dan membidani terbentuknya lembaga korupsi jelas
merupakan modal berharga bagi pemerintahan selanjutnya.
4)
Masa
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (20 Oktober 2004 - Sekarang )
Beberapa kebijakan Presiden SBY dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan ekonomi rakyat, antara lain :
Ø Kebijakan mengurangi subsidi BBM
Dilatarbelakangi
oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialhikan ke subsidi
sector pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Ø Kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Kebijakan
ini ditujukan untuk memberikan bantuan langsung berupa uang tunai kepada
masyarakat miskin namun pada kenyataannya kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan
yang berhak dan pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Perkembangan
dalam sector utang luar negeri juga menggembirakan. Pada pertengahan bulan
Oktober 2006 Indonesia melunasi seluruh sisa hutang pada IMF. Lalu masa ini juga
ditandai dengan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Namun,
tingkat inflasi pada masa ini sempat membumbung tinggi.
Pada
tahun 2010, perumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh signifikan seiring pemulihan
ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009.
Terbukti, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari ancaman pengaruh krisis
ekonomi dan finansial yang terjadi di zona Eropa. Walaupun korupsi dan
kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia namun setelah beberapa tahun
berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil
menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dinamika
Sejarah Perekonomian Indonesia merupakan, pergerakan/perkembangan/perubahan
sistem ekonomi Indonesia dari masa ke masa yang berkaitan erat dengan kondisi
politik Negara Indonesia.
Dinamika
Sejarah Perekonomian Indonesia dibagi dalam lima masa, yaitu masa sebelum
penjajahan, masa penjajahan, masa orde
lama,masa orde baru dan masa reformasi. Dalam masa-masa tersebut terjadi
kemajuan dan kemuduran dalam perekonomian di Indonesia.
B.
KATA PENUTUP
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kelemahan dan kekurangan
karenaterbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan dan referensi yang kami
peroleh hubungannya denganmakalah ini. Penulis berharap, pembaca berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalahini. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA